Rabu, 18 Mei 2011

SAJAK UNTUK AYAH


Kenangku melayang pada sebuah waktu,
mengingat ayah.

Waktu itu keuangan sedang buruk,
tapi kakak meminta sepatu,
sebentar lagi catur wulan baru.

Ayah gamang
tak tega bilang tak punya uang,
tapi kemudian kulihat ia pergi,
ke arah matahari.

Saat malam ayah kembali,
tak hanya membawa sepatu,
tapi majalah Bobo keluaran terbaru,
untukku!

Saat minum kopi buatan ibu, kulihat ayah menyeka peluh,
saat tidur, kudengar ia mendengkur.

Kini, ayah tak lagi payah,
kemarin ia meneleponku,
katanya ia sedang di rumah menantu,
mengantarkan cucu sepasang sepatu,
"Kapan kubelikan sepatu untuk anakmu?"tanya ayah.
"Entahlah," kataku.

Ah, tiba-tiba aku kangen rumah,
Kangen ayah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar